Thursday, June 21, 2012

Faktor-Faktor Produksi


Faktor-Faktor Produksi yang Digunakan dalam Suatu Proses Produksi Tanaman (Komoditas) Tertentu dan Bagaimana Proses Pengelolaannya sehingga Menghasilkan Suatu Produksi Pertanian (Output)

Pengertian faktor produksi
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini. Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).

Dlam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor-faktoor produksi yaitu :
1. Sumber Daya Fisik
Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material).
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelopmokkan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hokum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las dan sopir. Sementara itu, tenaga keraj tidak terdidik dan tidak terampil adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
3. Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesing, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud modal lancar adalah modal yang harus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
4. Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apapun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik maka hasilnya tidak akan maksimal.
5. Sumber daya informasi
Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

Perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap produksi pertanian
Unsur alam yang mempunyai hubungan dengan pengelolaan usahatani di Indonesia adalah :
1. Iklim
2. Pengairan
3. Tanah

Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah tertentu, dalam periode tertentu. Dapat dikatakan iklim merupakan kondisi yang kompleks dari atmosfir. Kondisi yang kompleks tersebut merupakan gabungan dari berbagai unsur-unsur iklim. Masing-masing unsur iklilm itu berbeda-beda variasi yang sangat banyak. Terdapat unsur-unsur penting dari iklim bagi usahatani keluarga di Indonesia adalah:
1. Hujan dan air
2. Suhu panas dan sinar matahari
3. Angin
4. Kelembaban

Beberapa penemuan terakhir mulai memperjelas pengaruh iklim terhadap produksi pertanian. Pada pertemuan The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dilaporkan berbagai model simulasi untuk menduga pengaruh perubahan iklim terhadap produksi tanaman. Pengaruh pada produksi pertanian dapat disebabkan paling tidaknya oleh pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman, pengaruh terhadap organisme pengganggu tanaman, dan kondisi tanah.

Kenyataannya menujukkan, bahwa iklim Indonesia khususnya :
Keadaan hujan mempunyai pengaruh besar dalam usahatani :

a. Jenis tanaman
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas atau pengaruh keadaan hujan dalam pemilihan jenis-jenis tanaman yang cocok bagi keadaan hujan disuatu daerah, maka terdapat pembagian daerah di Indonesia berdasarkan keadaan hujan.
1. Daerah – daerah yang memiliki banyak hujan lebat dengan musim kering yang pendek.
Umumnya pada daerah ini memiliki tanah yang kurus, karena adanya hujan lebat yang berlangsung lama menyebabkan bahan organik tanah dan unsur – unsur bahan makanan yang berada di lapisan atas tanah hanyut atau meresap kelapisan – lapisan tanah yang lebih dalam letaknya.
Jenis tanaman yang cocok bagi daerah – daerah ini adalah jenis tanaman yang memiliki akar yang panjang dan memerlukan air yang banyak. Yang termasuk golongan itu adalah tanaman sagu, coklat dan kelapa. Sedangkan untuk tanaman semusim sperti padi, jagung, talas, dan lain-lain masih dapat ditanam tapi tidak dapat ditanam terus menerus.
2. Daerah yang tidak memiliki banyak hujan lebat dan musim kering yang pendek.
Daerah yang memiliki pembagian hujan sepanjang tahun yang baik akan dapat ditanami padi sebagai tanaman pokok. Jika pada daerah hujannya turun merata, maka sawah – sawah dapat ditanami dengan padi hingga 2-3 kali setahun.
Jika curah hujan tidak cukup untuk pertanaman padi, maka dapat diganti dengan menanam jagung sebagai tanaman pokok, disamping itu dapat pula ditanami kacang tanah, koro dan lain-lainnya.

b. Teknik bercocok tanam
Di daerah – daerah musim hujan yang pendek dan turun hujannya tidak menentu dan ditambah dengan pengairan irigasi yang tidak teratur akan menggunakan teknik penyelenggaraan persawahan yang disebut dengan nama “gogo”.
Air yang berlebih dapat dimanfaatkan oleh petani dalam bercocok tanam. Misalnya di daerah pasang surut seolah – olah sudah dapat mengetahui datangnya pasang dan surutnya air yang berlebihan. Pasang surut air yang datang di waktu – waktu tertentu dimanfaatkan oleh petani untuk :
1. Pertanaman padi pasang surut
Ini sering kita jumpai di daerah Kalimantan Selatan. Pada pertanaman ini penanamannya selaras dengan irama naik turunnya air dari sungai – sungai besar. Tanaman padi pasang surut dilakukan pada musim hujan.
2. Pertanaman padi lebak
Ini terdapat di pinggiran sungai yang tergenang pada musim hujan dan kering pada musim kemarau. Pertanaman ini dilakukan dimusim kemarau dan sering dijumpai di daerah Palembang.
3. Pertanaman padi rawa
Ini banyak terdapat di rawa – rawa atau muara sungai besar. Jenis padi yang digunakan adalah padi yang memiliki pemanjangan pada batang karena dapat mengikuti kenaikan air rawa atau sungai. Dan biasanya di tanam dimusim hujan.

c. Perkembangan hama dan penyakit
Perubahan iklim atau pada musim hujan akan memacu berbagai pengaruh yang berbeda terhadap jenis hama dan penyakit. Perubahan iklim akan mempengaruhi kecepatan perkembangan individu hama dan penyakit, jumlah generasi hama, dan tingkat inokulum pathogen, atau kepekaan tanaman inang. Perubahan iklim terhadap perkembangan hama dan penyakit tanaman dapat dikategorikan ke dalam tiga bentuk, yaitu (1) eskalasi, dimana hama-penyakit yang dulunya penting menjadi makin merusak, atau tingkat kerusakannya menjadi lebih besar; (2) perubahan status; dan (3) degradasi. Patogen yang ditularkan melalui vektor perlu mendapat perhatian penting, kerusakan tanaman akan menjadi berlipat ganda akibat patogen dan serangga vektornya. Peningkatan suhu udara merangsang terjadinya ledakan serangga vektor. Oleh karenanya penyebaran dan intensitas penyakit di duga akan meledak. Indonesia memiliki beberapa penyakit penting yang ditularkan oleh vektor seperti virus kerdil pada padi, CVPD pada jeruk, dan yang lainnya. Selain mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas vektor, peningkatan suhu juga mendorong aktivitas patogen tertentu. Patogen yang memiliki adaptabilitas pada suhu yang cukup luas akan mudah beradaptasi dengan peningkatan suhu udara.

d. Kuantitas dan kualitas produk
Di daerah kering, dapat menumbuhkan tanaman kopi jenis Robusta dan dapat berbuah hingga dua kali tiap tahunnya, sedangkan di daerah – daerah basah dapat berbuah hanya sekali dalam setahun.
Turun hujan pada waktu musim tanam tebu dapat membuat kadar gula dan membuat tebu susah untuk digiling.

e. Susunan perkarangan
Daerah yang memiliki musim kemarau yang panjang akan dijumpai perkaranga yang jarang tanamannya. Dan tanaman yang sering muncul didaerah ini adalah siwalan. Sedangkan pada daerah yang memiliki musim hujan yang panjang dan tanah yang subur maka banyak dujumpai tanaman kelapa.
Letak permukaan air tanah juga dapat mempengaruhi jenis pohon yang dapat tumbuh didaerah tersebut.
1. Daerah – daerah yang memiliki permukaan air tanah kurang dari 50 cm dari permukaan tanah cocok untuk pohon buah – buahan, seperti jeruk besar, jambu monyet, alpukat dan lain-lain.
2. Daerah yang memiliki permukaan air tanah yang letaknya lebih dari 50 cm hingga 200 cm dari permukaan tanah cocok untuk pohon buah – buahan seperti belimbing, nanas, papaya, dan pisang.
Keadaan suhu mempunyai pengaruh besar dalam usahatani :
Terdapat pembagian tanaman untuk setiap daerah yang berada di atas permukaan laut. Untuk daerah yang letaknya antara 0 – 500 meter, akan mudah ditumbuhi oleh jenis tanaman padi, tebu dan tembakau. Sedangkan untuk daerah yang letaknya antara 500 – 1000 meter, akan mudah ditanami oleh jenis tanaman padi, tembakau, sayuran, dan kopi. Dan untuk daerah yang berada diatas 1000 meter cocok untuk ditumbuhi jenis tanaman sayuran, kopi, dan kina.
Keadaan angin mempunyai pengaruh besar dalam usahatani :
Pada pulau – pulau di Indonesia terdapat barisan bukit yang panjang. Karena itu sering timbul angin yang dapat merusak tanaman. Misalnya angin gending, anginkumbang, angin bohorok, dal lain – lain. Tanaman kopi jenis Robusta tidak tahan pada angin kencang.
Keadaan kelembaban mempunyai pengaruh besar dalam usahatani :
Kelembaban akan mempengaruhi timbulnya hama dan penyakit pada tanaman. Hama penggerek buah kopi sangat tergantung atas kelembaban yang ada. Penyadapan getah karet juga dipengaruhi oleh kelembaban. Penyadapan dilakukan sebelum jam 9 pagi akan mendapatkan getah yang lebih banyak dibandingkan dengan penyadapan yang sesudah jam 9. Karena sesudah jam 9 penguapan akan bertambah akibat dari kelembaban yang menurun, sehingga tekanan turgor menurun. Penurunan turgor ini menyebabkan berkurangnya getah yang keluar.

Daftar Pustaka
Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education
http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 
free counters
>

Copyright © 2012. Elang Biru - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz