Tuesday, April 30, 2013

E-KTP masih rawan dipalsukan

By duwi siswanto | At 4:11:00 AM | Label : , , , , | 0 Comments

Saya menurunkan tulisan ini setelah saya prihatin melihat adanya beberapa hal yang menurut saya bias dan tidak relevan antara pernyataan para pejabat/lembaga terkait dengan fakta dilapangan sehubungan dengan diterbitkannya e-KTP secara nasional.

Saat ini terjadi semacam ‘pembodohan’ publik, terkait dengan penerbitan e-KTP di Indonesia. Mengapa saya bisa mengambil kesimpulan seperti itu ?
Kita mulai dahulu dengan definisi e-KTP. Apa itu e-KTP ?

e-KTP sesuai dengan informasi dari situs wikipedia adalah electronic-KTP (e-KTP) adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara komputerisasi.
Mari kita cermati definisi diatas. Kata kuncinya ada pada kata kata terakhir, yaitu berfungsi secara komputerisasi.


Artinya apa ?

e-KTP hanya berfungsi bila didukung dengan teknologi dan perangkat komputer.  Berarti, bila tidak didukung oleh perangkat Komputer, maka fungsi ‘electronic’ nya akan hilang atau terabaikan  dan menjadi seperti KTP konvensional biasa.

e-KTP dan KTP konvensional, sama sama berfungsi sebagai Kartu Pengenal (Identitas).  Nah sekarang,  apakah perbedaan antara e-KTP dan Konvensional ?
Saya mencoba merangkum dari berbagai sumber dan perbedaan yang paling sisgnificant adalah :

  1. Pada fisik e-KTP terdapat struktur yang terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan pengamanan dibanding  KTP konvensional.  Ada sebuah  Chip yang ditanam di antara plastik putih dan transparan pada dua layer teratas. Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan mengeluarkan  gelombang jika digesek. Gelombang inilah yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak.
  2. e-KTP mampu menyimpan data secara electronic sehingga data yang telah tersimpan, tidak dapat dimanipulasi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.`
    Sekali saya tegaskan bahwa e-KTP tidak dapat berfungsi secara electronic bila tidak dihubungkan dengan ‘electronic devices’  lainnya seperti card reader, software, network, database dlsb.


Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa sebuah e-KTP itu asli atau palsu ?

Tentu cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan Card Reader, yang mana Card reader dapat mendeteksi e-KTP tsb secara selectronic apakah asli atau bukan. Card reader tentu saja harus terkoneksi dengan data base, agar dapat diakses data yang terkait dengan e-KTP yang bersangkutan.
Pertanyaannya adalah bisakah kita mengetahui sebuah e-KTP asli atau bukan bila kita tidak menggunakan Card reader ? Dimana kita bisa dapatkan Card Reader atau tempat resmi untuk melakukan verifikasi e-KTP ? Semuanya ini belum disusun sistemnya !

Nah, disinilah letak kelemahan program e-KTP massal ini. Sebab yang sekarang dilakukan oleh pemerintah sekarang hanya memproduksi secara massal e-KTP sebatas fisik Kartunya saja (artinya hanya sebatas berfungsi sebagai kartu pengenal Identitas diri), sedangkan sarana dan prasarana, fasilitas pendukung, kebijakan pemerintah dan sistem penggunaan e-KTP agar dapat berfungsi secara electronic  tidak dibangun secara komprehensif.

Memang harus diakui, dengan eadanya e-KTP, tidak akan ada lagi penduduk Indonesia yang memiliki KTP ganda, tapi bukan berarti e-KTP tidak bisa dipalsu.

Maksudnya begini, fungsi  utama kartu identitas adalah sebagai alat bukti bahwa benar data pemegang KTP tsb sesuai yang tertera pada KTP. Nah, bila kartunya saja sudah dipalsukan, tentu saja data dan foto serta tandatangan sudah dimanipulasi.

Mengapa fisik kartu e-KTP mudah sekali dipalsukan ?

Karena secara fisik,  e-KTP tidak ada bedanya dengan KTP Konvensional, jadi yang tampak adalah kartu plastik biasa. (padahal didalam kartu e-KTP terdapat Chip dan rangkaian electronic namun tidak terlihat). Artinya sama saja dengan KTP Konvensional, dan tentu saja ini bisa dipalsu atau digandakan.

Berikut ini akan saya berikan  ilustrasinya :


1. Kasus pemalsuan Identitas.

Bila anda datang ke Bank, dan akan membuka Rekening, atau menarik  sejumlah dana dari rekening anda, tentu yang pertama diminta petugas bank adalah e-KTP asli anda. Bank berusaha mengamankan seluruh rekening nasabahnya dan hanya mengijinkan pemilik rekening yang berhak menarik dana. Untuk itulah anda harus bisa menunjukkan bukti kepada petugas bank, bahwa anda memang pemilik rekening dan berhak atas penarikan dana dari rekening anda sendiri. Kemudian anda menyerahkan e-KTP anda sebagai bukti identitas diri anda.

Pertanyaannya, bagaimana bank bisa mengetahui e-KTP anda asli atau palsu, bila tidak tersedia card reader dan tidak tersambung dengan Pusat Data ?

Yang bisa dilakukan oleh petugas bank tersebut semata mata hanyalah mencocokkanwajah dan tandatangan anda, apakah sesuai yang tertera di KTP atau tidak. Hanya sebatas itu saja.  Dan Bank hanya memfotocopy KTP anda, lalu menyimpan nya sebagai arsip dan bukti pembukuan bank.

Dalam kasus ini, dimana letak perbedaan e-KTP dan KTP konvensional ? Sama saja bukan?

2. Arsip yang disimpan berupa foto copy

Masih berkaitan dengan butir 1 diatas, setelah anda pergi meninggalkan bank, yang tertinggal dan tersimpan sebagai arsip bukti identitas anda hanyalah selembar fotocopy e-KTP. Sedangkan  dokumen berupa fotocopy, sangat mudah dipalsu dan dimanipulasi.
Seharusnya, e-KTP digunakan sebagai bukti transaksi ketika kartu anda terdeteksi oleh Card Reader. Jadi arsip yang disimpan berupa data dan informasi, bukanlah selembar kertas hasil fotocopy !

Nah, kembali lagi,  itu semua hanya bisa terjadi bila bank telah dilengkapi dengan Card Reader dan terhubung dengan pusat data. Tapi apa yang sekarang  terjadi adalah, jangankan mengurusi Card Reader, sedangkan proses pembuatan kartunya saja masih bermasalah dan  belum juga selesai ?

13480563281852848589

Ada hal yang lebih penting lagi adalah, apakah penggelontoran dana untuk membiayai  proyek e-KTP secara nasional senilai Rp. 5, 8 Triliun tersebut adalah efektip dan sesuai dengan tujuannya ?

Apakah itu hanya buang buang uang saja, sebab  pada kenyataannya, e-KTP tidak bisa difungsikan secara optimal, artinya hanya sebatas sebagai kartu identitas diri saja meskipun fungsi e-KTP  dapat menjamin bahwa masing masing penduduk hanya memiliki satu kartu saja.

Atau itu hanya sekedar ‘bluffing’ agar memberi kesan bahwa negara kita sudah punya sistem administrasi kependudukan yang baik seperti yang dilakukan oleh negara maju lainnya ?

Sementara itu, pihak yang berkepentingan terutama Kemendagri menyatakan bahwa secara bertahap e-KTP akan disempurnakan.

Tapi kapan e-KTP bisa dioptimalkan fungsinya , terutama fungsi data electronic didalamnya ?  Tidak semudah itu, sebab perlu anggaran yang besar , sistem yang baik dan melibatkan banyak pihak terutama berkaitan dengan fungsi elektronik yang dapat mendukung transaksi  keuangan/bisnis dan kebutuhan lainnya.

Menurut saya masalahnya bukan itu, seharusnya proyek e-KTP secara massal (nasional) harus dilaksanakan secara paket dan komprehensif, maksudnya harus pula disediakan anggaran untuk membangun struktur dan infrastruktur sehingga dapat berfungsi secara masimal. Oleh sebab itu, diperlukan biaya dan alokasi anggaran yang sangat besar.

Karena sebab itulah maka tidak semua negara mampu menyelenggarakan proyek e-KTP secara nasional.

Bila  hanya sekedar memproduksi fisik kartu e-KTP  yang berfungsi sebagai kartu identitas diri dan mencegah adanya KTP ganda,  rasa rasanya biaya yang telah dikeluarkan yaitu  Rp. 5,8 Triliun dinilai terlalu besar, artinya tidak sebanding dengan manfaatnya.

bukankah begitu?????

Sumber : Solution

Monday, April 29, 2013

UN Mulai Diendus Adanya Korupsi

By duwi siswanto | At 10:18:00 AM | Label : , , | 0 Comments

TEMPO.CO , Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menaikkan status pengusutan kisruh Ujian Nasional 2013 dari proses telaah ke tahap pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket). Komisi pun mulai mencari data dan dokumen terkait dengan proses pelelangan yang membuat UN tertunda di sebelas provinsi.

Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengatakan dalam tahap pulbaket tersebut, tim Pengaduan Masyarakat akan mengumpulkan bahan dan data dari berbagai pihak, baik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dari pelapor.

"Pada saat pulbaket ini, kalau nantinya ditemukan ada indikasi tindak pidana korupsi di dalamnya, maka akan disimpulkan naik ke tahap penyelidikan," kata Johan, Ahad, 28 April 2013.

Saat proses penyelidikan, kata Johan, tim penyelidik akan mulai meminta keterangan berbagai pihak yang diduga mengetahui proyek tersebut. Tetapi, Johan tidak dapat memastikan berapa waktu yang dibutuhkan tim Pengaduan Masyarakat untuk menyimpulkan bahwa pengusutan kisruh UN ini dapat ditingkatkan statusnya dari pulbaket ke tahap penyelidikan. "Bisa sebulan, bisa juga sampai satu tahun," kata Johan.

Pada 15 April lalu, pelaksanaan UN Sekolah Menengah Atas dan sederajat tepaksa diundur di sebelas provinsi karena PT Ghalia Indonesia Printing --pemenang pencetakan UN paket tiga dengan anggaran Rp 22,48 miliar-- telat mendistribusikan soal ujian. Menteri Pendidikan M. Nuh pun menyatakan Ghalia masuk "daftar hitam" di Kementerian.

Ghalia mencetak soal untuk sebelas provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Selain Ghalia, ada lagi lima perusahaan pencetak soal UN seperti PT Temprina Media Grafika, PT Pura Barutama, PT Jasuindo Tiga Perkasa, PT Belabat Dedikasi Prima, dan PT Karya Wira Utama.

Sehari setelah kisruh, Koalisi Masyarakat untuk Pendidikan di antaranya Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), dan Indonesia Corruption Watch melaporkan ke KPK ihwal dugaan permainan dalam proses tender UN. Koordinator Fitra, Ucok Sky Khadafi, mengatakan Koalisi melaporkan temuan awal ihwal dugaan adanya korupsi proyek pencetakan dan distribusi soal UN tersebut.

Menurut Johan, di samping kisruh UN, KPK juga dalam tahap pulbaket kasus Kurikulum Pendidikan 2013. Alokasi anggaran kurikulum 2013 ini mencapai Rp 2,491 triliun, di antaranya untuk penggandaan buku sebanyak 72,8 juta eksemplar bernilai Rp 1,2 triliun, dan pelatihan 690 guru sebesar Rp 1,09 triliun.

RUSMAN PARAQBUEQ

Sumber : Yahoo

Friday, April 19, 2013

Cara Membuka Protect Workbook pada Microsoft Office 2013

By duwi siswanto | At 7:10:00 AM | Label : , , | 0 Comments

Hari ini adalah pengumpulan terakhir beasiswa Minamas Simederby. Tapi ane nemu sebuah masalah, pada saat akan memasukkan foto dan ttd,, waht happen??? ternyata koq di proteksi,, lohh yaa,, ya pa terusan..!!!

Tak pusing pusing, akhirnya ane searching2 di mbah google,, nemu blognya Mas Hadi.. dan ane ketemu caranya,,

Pertama emank ragu,, bener gak sih emank bisa??

ane praktekin lagi, dengan harapan penuh agar dapat unproteksi,, ini langkah2 yang ane lakuin pas ane njebol password formulir yang kebetulan excel,,

1. Buka dulu file ms. excel / xls yang terprotect
2. Kemudian tekan tombol alt + F11, maka akan terbuka jendela Microsoft visual basic
3. Pada menu bar klik Insert, kemudian klik Module
4. Copy paste code di bawah ini :

Sub PasswordBreaker()
'Author unknown but submitted by brettdj of www.experts-exchange.com
Dim i As Integer, j As Integer, k As Integer
Dim l As Integer, m As Integer, n As Integer
Dim i1 As Integer, i2 As Integer, i3 As Integer
Dim i4 As Integer, i5 As Integer, i6 As Integer
On Error Resume Next
For i = 65 To 66: For j = 65 To 66: For k = 65 To 66
For l = 65 To 66: For m = 65 To 66: For i1 = 65 To 66
For i2 = 65 To 66: For i3 = 65 To 66: For i4 = 65 To 66
For i5 = 65 To 66: For i6 = 65 To 66: For n = 32 To 126
ActiveSheet.Unprotect Chr(i) & Chr(j) & Chr(k) & _
Chr(l) & Chr(m) & Chr(i1) & Chr(i2) & Chr(i3) & _
Chr(i4) & Chr(i5) & Chr(i6) & Chr(n)
If ActiveSheet.ProtectContents = False Then
MsgBox "One usable password is " & Chr(i) & Chr(j) & _
Chr(k) & Chr(l) & Chr(m) & Chr(i1) & Chr(i2) & _
Chr(i3) & Chr(i4) & Chr(i5) & Chr(i6) & Chr(n)
ActiveWorkbook.Sheets(1).Select
Range("a1").FormulaR1C1 = Chr(i) & Chr(j) & _
Chr(k) & Chr(l) & Chr(m) & Chr(i1) & Chr(i2) & _
Chr(i3) & Chr(i4) & Chr(i5) & Chr(i6) & Chr(n)
Exit Sub
End If
Next: Next:Next: Next: Next: Next
Next: Next: Next: Next: Next: Next
End Sub

5. Klik icon save, kemudian tutup Microsoft visual basic
6. Kembali ke Ms. Excel, pada menu bar klik View > Macros > View Macros
7. Kemudian klik Run
8. Tunggu beberapa saat dan password akan muncul


9. Setelah mengetahui passwordnya tinggal kita buka protect filenya
10. klik file > Info > Protect Workbook > Permissions
11. Klik Unprotect, Masukkan passwordnya dan klik OK
Untuk file xls yang mempunyai sheet lebih dari satu, tinggal ulangi masukan password pada sheet yang masih unprotect

taaraaaa,,, excel siap diedit….

Good Luck guyss..!!!!Winking smile

Wednesday, April 17, 2013

5 Siswi Permainkan Ritual Shalat Disesalkan

By duwi siswanto | At 3:27:00 PM | Label : , , , , , | 0 Comments

Rabu, 17 April 2013

Hidayatullah.com—Entah apa yang ada dalam pikiran 5 siswi ini. Mereka dengan sendau gurau, mempraktikkan ritual shalat dengan mencampur-adukkan joget dan musik yang akhirnya sempat ditayangkan di internet.

Belum jelas apa maksud dan niatnya, namun sendau-gurau 5 siswi, yang salah satunya menggunakan jilbab sedikitnya telah memancing kegelisahan banyak pihak tentang moralitas para remaja di negeri ini.

“Kepolisian dan Kemendiknas harus memberi teguran pada pihak sekolah agar kasus seperti ini tidak berulang, dan hal-hal berkaitan dengan agama tidak jadi senda-gurau,” ujar Ketua Persaudaraan Dai Indonesia (Pos Dai) Shohibul Anwar kepada hidayatullah.com, Rabu (17/04/2013).

Seperti diketahui, sebuah tayangan berjudul “Kelakuan Siswa SMA 2 Toli-Toli” yang dimuat di laman Youtube telah membuat masyarakat resah.

Video yang dipublikasikan pada Selasa, 16 April 2013 telah ditonton lebih dari 300 orang itu melahirkan banyak kecaman dan komentar.

Video berdurasi 5:34 detik itu berisi 5 orang siswi menggunakan seragam olah raga bertuliskan SMA 2 Toli-Toli di bagian punggung sedang berada di ruang kelas mempraktikkan shalat, melantunkan ayat sambil disertai joget-joget dan tarian mengikuti lagu.
Shohibul Anwar yang tahu pertama kali video itu sejak hari Selasa kemarin, pertama video ini ditayangkan mengaku kaget.

“Belum tahu apa motivnya, namun tayangan ini menunjukkan bagaimana pendidikan moral anak-anak kita. Karenanya saya mengimbau para orangtua memperhatikan pendidikan moral anak dan memilihkan sekolah yang tepat. Karena soal agama itu tidak cukup hanya menyerahkan kepada sekolah.  Beginilah jika kita salah mendidik,” ujarnya.

Sementara itu, penulis buku-buku laris Alwi Alatas menilai ada banyak kemungkinan atas masalah ini.

“Susah mengomentari sesuatu yang informasinya terbatas. Siapa anak-anak  kita belum tahu. Apakah semuanya Muslim? Apakah mereka melakukan itu dengan sengaja? Atau mereka tidak faham apa yang sedang mereka kerjakan?” ujarnya pada hidayatullah.com.

Penulis buku “Whatever Your Problem, Smile” ini yang tahu pertama kali dari laman Facebook nya mengatakan,  kemungkinan besar anak-anak ini tidak sepenuhnya faham apa yang sedang mereka lakukan, yakni mempermainkan ibadah shalat.

“Tapi cara berpikir anak remaja sekarang ini banyak masalah banyak yang mentalitas dan cara berpikirnya masih separuh anak-anak jelas perlu diberi teguran keras,” tambahnya.

“Selain teguran atau hukuman, pada saat yang sama perlu juga ada yang siap membimbing dan memberikan pemahaman mereka, itu bisa jadi jalan dakwah buat mereka. Mudah-mudahan setelah ini mereka sadar, “ tambahnya.

Sementara itu, di bawah tayangan video, kini mulai muncul kecaman. “Astagfirullah..... perlu disomasi nie sekolahnya kalau gak ada tindakan ke mereka smua,” tulis wanita berjilbab berinisial Iis Thea.*

Sumber : Hidayatulah

Dajjalisme Informasi

By duwi siswanto | At 2:47:00 PM | Label : , , , , , , | 0 Comments

Menutup tulisan ini, mungkin Anda semua  ada yang menganggap saya pecinta "kekerasan" kan? atau saya anggota FPI? Tidak. Seumur-umur saya tak kenal Habib Rizieq, apalagi ikut aksinya. Saya hanya bicara bagaimana efek dramatis siaran sebuah TV dan keadilan menyampaikan kebenaran.

FPI pasti punya salah dan semua kelompok juga punya salah. Hanya saja, media kita sering menutup mata banyak peristiwa, apalagi menyangkut umat Islam. Contoh kecil; adalah Jaringan Islam Liberal (JIL) dengan berbagai pemikirannya banyak melawan otoritas ulama sedunia dan yang telah disepakati dalam Islam. Mereka hanya kelompok kecil, tidak sampai ratusan. Tetapi oleh media dan TV, semua pikirannya "dipaksakan" agar diterima 200 juta penduduk negeri ini. Adilkah? jelas tidak. Sementara FPI--di luar aksi keras-nya-- ia pasti mewakili harapan mayoritas umat Islam (ada MUI, NU, Muhammadiyah, Al Irysad, Al Wasliyah, Al Khairat, Persis, BKMT, HTI, PKS, Wahdah, ICMI, Hidayatullah dan masih banyak lagi), yang jelas sepakat memberangus kemaksiatan, peredaran minuman keras, pelacuran dll.

Itulah yang sering tak dipahami media. Sehingga banyak orang (khususnya umat Islam), media dan TV lebih memilih minoritas yang tak pernah mewakili ratusan juta umat ini. Jika nilai keadilan ini tak pernah dipahami media, percayalah, satu FPI Anda tutup, kelak bisa saja akan lahir ribuaan FPI di berbagai daerah. Media harus peka sosial di mana ia tinggal. Kita tinggal di negeri dengan penduduk Muslim terbesar, kenapa kepekaan sosial seperti ini sering diabaikan?

Pernah mendengar cerita tentang Dajjal, makhluk besar bermata satu yang muncul menjelang hari kiamat? Makhluk kutukan ini bisa dengan mudah menjadikan manusia berbondong-bondong ingkar kepada Allah. Inilah yang dirasakan masyarakat terhadap berbagai tayangan-tayangan  "menyesatkan" media dan TV kita saat ini.

Lantas apa yang harus kita lakukan, sebagai bagian dari umat ini? Memang tidak mudah. Jika 'dajjalisme informasi' ini terus melahirkan standar moral rendahan dan ketidak-adilan, lambat-laun, aksinya akan mengurung dan mengerdilkan entitas ruh dan imajinasi umat Islam. Bukan tak mungkin, seperti tugas Dajjal, di mana tujuan utamanya adalah "memurtadkan" umat Islam dari ajaran agamanya.  Sebelum kita memiliki pilihan yang layak, sebaiknya, "Singkirkan 'kotak setan' itu dari rumah kita sekarang juga!".

Sumber : Hidayatullah

Irasional Khayali

By duwi siswanto | At 2:41:00 PM | Label : , , , , , | 0 Comments


Dari sekian banyak media massa yang dinyawai oleh kapitalisme, TV adalah satu-satunya yang dianggap oleh berbagai ahli sebagai "setan" paling biadab. Apa yang disuguhkan media massa dalam bentuk lain terakumulasi pada televisi. Ia menyuguhkan bacaan, gambar dan suara sekaligus sehingga bukan hanya mampu mengisi dan mewarnai imajinasi, tapi juga menyihir dan mengendalikan seluruh fungsi-fungsi kejiwaan lainnya.


Jean Baudrillard, seorang filosof Prancis, mengungkap sebuah hakikat tentang televisi. Menurutnya, seperti dikutip Yasraf Amir Piliang (dalam bukunya Sebuah Dunia yang Dilipat, Mizan), rangkaian tontonan yang disuguhkan oleh "kapitalis mutakhir" (bernama televisi), telah menyulap (membius) individu-individu menjadi kumpulan mayoritas yang diam (terhipnotis) . Bagaikan sebuah kekuatan sihir yang sangat dahsyat, media menjadikan massa yang diam itu layaknya sebuah layar raksasa yang pasrah dijejali dan dilalui oleh segala sesuatu yang naif. 


Televisi, membius ratusan juta orang dari yang paling bodoh sampai profesor, dari penjahat sampai guru agama, dari balita sampai tua renta, untuk sebuah tontonan sepak bola dini hari. Namun, adakah makna hakiki dan luhur yang berbekas seusai tontonan itu? Di dalam tontonan sepak bola bukan makna (ideologis, moralitas dan spiritualitas luhur) yang dicari para penggilanya, melainkan semacam ekstasi (kepuasan puncak yang sangat sesaat) dari kedangkalan ritual dalam upacara menonton televisi itu sendiri.


Tontonan sejenis, reality show (pertunjukkan nyata) seperti Akademi Fantasi, Indonesian Idol, Kontes Dangdut, Dreamband dan masih banyak lagi, bagi saya adalah "kejahatan spiritual",  yang menggiring masyarakat hanya memburu mimpi dan budaya konsumtif. 


Di hadapan massa yang mabuk seperti itu, pesan-pesan TV yang rendah (serakah, dengki, licik, dusta) merasuki alam bawah sadar mereka dan mengakar kokoh di simpul-simpul kejiwaannya. Apalagi jika para produser, wartawan dan pembawa beritanya punya interest idiologis dan kebencian dengan kelompok lain. Klop!.


Walhasil, televisi yang jadi cermin masyarakat, tapi masyarakat yang jadi cermin televisi. Apapun yang "dilakukan" televisi pasti diikuti masyarakat. Ini karena televisi telah menciptakan ketidaksadaran massal. Meski,  di situ ada indoktrinasi yang sadis dan nilai-nilai sesat.


Leonard Irwin, dosen psikologi dari Universitas Illionis, AS, bersama timnya mengadakan penelitian mengenai hal ini. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang pada usia delapan tahun telah menyaksikan tayangan negatif, ketika dewasa akan cenderung melakukan perbuatan jahat dan tidak punya belas kasihan.


Sunday Times pernah menulis, "Meskipun AS memiliki 440 ribu polisi federal, setiap jam terjadi dua kali pembunuhan, 194 kali perampokan bersenjata, 10 kali pemerkosaan terhadap wanita dan anak-anak, dan 600 kali pencurian di rumah-rumah. "


Bodohnya, televisi di negeri kita telah menjadi teman setia dalam keluarga. Seolah hidup kurang lengkap tanpa kehadiran televisi . 

Sumber : Hidayatullah

FPI Semakin Disudutkan

By duwi siswanto | At 2:35:00 PM | Label : , , | 0 Comments

Mengapa koran dan TV bernafsu 'memberangus' FPI? boleh jadi karena ada huruf "I" (Islam) di belakang FPI

Oleh: Suharsono

Minggu lalu, peristiwa seperti ini nyaris terjadi. Selasa (14/02/2012), 60 orang anggota kelompok LSM (ada buruh, aktivis feminism, homoseksual, lesbian dan waria yang tergabung di LGBT) berkampanye membubarkan FPI dengan tema “IndonesiaTanpaFPI.  Tak ada yang spesial, hanya demo biasa karena kelompok ini menumpang kasus penolakan FPI di Palangkaraya.


Tapi tunggu dulu, yang spesial justru stasiun TV. Di saat yang bersamaan, dua televisi nasional --TV One dan Metro TV—menyiarkan LIVE kejadian ini. Rupanya, dua stasiun TV ini sudah menyiapkan dengan cermat agenda “anti FPI”.  Dengan tema “Anti Ormas Anarkis” Metro “mengeroyok” Mendagri, Gamawan Fauzi agar segera menutup FPI.


Tak sekedar itu, tiap sekian menit, Metro menayangkan gambar-gambar FPI membabi-buta memecahkan kaca bar. Juga cuplikan SBY yang mengatakan, “Negara Tak boleh kalah dengan kekerasan” (mungkin maksud TV, yang boleh kalah harus masyarakat, khususnya Islam).

Tentu kasus ini tak bisa dipandang sederhana. TV begitu bernafsu menganggak masalah biasa-biasa saja menjadi istimewa. TV ingin kasus 2008 terhadap FPI itu berulang lagi. Ini jelas terlihat kesiapan kedua TV itu mengundang nara sumber dan liputan LIVE.

Pertanyaan pertama, bagaimana bisa aksi kecil kemudian hari itu dibuat seolah sebagai sesuatu kasus maha besar? Jawabnya sederhana, karena TV ingin kasus ini dianggap besar.

Pertanyaan kedua, mengapa TV dan media begitu bernafsu memberangus FPI, jawabannya juga sederhana, boleh jadi, karena ada satu huruf “I” (alias Islam) di belakangnya. Bayangkan jika “I” itu diganti Indramayu atau Inul. TV, media, politisi, artis seronok, gay, lesbi tak begitu khawatir dan cemas.

Sumber : Hidayatullah

FPI, Aku Mendukungmu

By duwi siswanto | At 2:28:00 PM | Label : | 0 Comments

Mengapa koran dan TV bernafsu 'memberangus' FPI? boleh jadi karena ada huruf "I" (Islam) di belakang FPI

Oleh: Suharsono


SENIN siang, 9 Juni 2008, lebih dari 9000 umat Islam "mengepung" Istana Negara menuntut Ahmadiyah dibubarkan. Massa umat Islam se Jabodetabek berpakaian putih-putih ini juga meminta Habib Rizieq Shihab, pimpinan FPI dibebaskan.


Usai dari Istana Negara, massa menuju Polda Metro Jaya guna mengunjungi Ketua FPI, Habib Rizieq. Aksi damai bertema "Sejuta Umat" ini dihadiri puluhan ulama, tokoh Islam, aktivis Islam dan para habaib.


Dalam sebuah orasi,

KH Nur Muhammad Iskandar, Pimpinan Pondok Pesantren Assidiqiyah mengatakan, jika tak ingin dianggap sebagai kepanjangan tangan Amerika, maka pemerintah harus segera membubarkan Ahmadiyah. "Jika tidak membubarkan Ahmadiyah, Presiden akan bertanggungjawab di hadapan mahkamah Allah, "ujar Kiai Nur.


Setelah orasi, sekitar sepuluh ulama dan kiai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski hanya ditemui juru bicaranya, Andi Malarangeng, yang tak lain kakak kandung Rizal Malarangeng, anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang juga penyiar Metro TV.


Tapi jangan kecewa, sebab ribuan massa itu bukan berita besar. Karenanya, televisi tak perlu menyiarkannya secara langsung –apalagi harus-- menayangkan gambar secara berulang-ulang. Suara umat Islam tak terlalu penting!


Bandingkan dengan berita sebelumnya, selang beberapa jam kerusuhan Monas,  1 Juni 2008,  seluruh media massa –terutama TV—seolah serempak. Meminjam bahasa Widji Tukul, "hanya satu kata, lawan FPI!".  Dalam waktu sekejap, opini masyarakat yang tadinya meminta polisi menindak FPI tiba-tiba melebar meminta organisasi Islam yang dijuluki kalangan AKKBB sebagai "preman berjubah" layak dibubarkan.


Selama beberapa hari, TV menayangkan berulang kali anggota FPI mengejar dan memukul anggota AKKBB, memberikan kesan kuat "Inilah, sebuah kelompok atas nama agama, menggunakan baju dan pakaian Muslim, yang penyuka kekerasan!"


Entah sengaja atau tidak, agar lebih dramatis, ditayangkan pula wajah pria yang disebut-sebut kiai Nahdhatul Ulama (NU), KH Maman Imanul Haq (yang tak lain kiai muda pendukung AKKBB dan bukan representasi PBNU). Dia disebutkan mengalami memar di sekujur badan, sobek di dagu dan lain-lain. Ini menunjukkan, bahwa kiai NU pun ikut menjadi korban. Meski kemudian Ketua PBNU KH. Hasyim Muzadi marah dan tak ingin melibatkan NU (yang direpresentasikan dalam PBNU) terlibat dalam masalah ini.


Tapi apa lacur? Kesan pemirsa yang diciptakan TV sudah bulat. FPI "menganiaya" ulama NU! Esoknya, ormas-ormas onderbow NU seperti: PMII, GP Anshor dan Garda Bangsa marah. Alih-alih melawan kekerasan, mereka justru membalasnya dengan kekerasan serupa kepada FPI di beberapa daerah. Lengkap sudah. Balas membalas atas hasil karya berita televisi. 

Di hari berikutnya, TV seolah membuat suasana ibu kota dan Indonesia mencekam. Koran Kompas, dengan tulisan cukup menyeramkan. “Negara Tidak Boleh Kalah”, menanggapi desakan media massa nasional agar bersikap tegas pada FPI yang bentrok dalam peristiwa Monas dengan kelompok massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).


“Saya minta hukum ditegakkan, pelaku-pelaku diproses secara hukum dan berikan sanksi hukum secara tepat. Negara tidak boleh kalah dengan perilaku-perilaku kekerasan,” ujar Presiden dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta tahun itu.

Koran nasional berlokasi di Jakarta ini memuat habis-habisan penyerangan AKKBB dan meminta polisi bertindak tegas. Begitu pula koran dan media lain. Sampai sebuah koran nasional keliru memasang foto Munarman yang dinilai “mencekik” .

Beberapa jam pernyataan SBY ini,  lebih

2000 polisi dikerahkan menyerbu rumah Habib Rizieq dan menangkapi anggota FPI. Habib, yang dalam aksi dengan AKKBB tak ikut dilapangan, bersama anak buahnya akhirnya dipenjara. Sementara pelaku AKKBB, Guntur Romli dan intel yang memprovokasi massa dengan mengacung-asungkan pistol untuk memprovokasi FPI, eh malah, tak tersentuh hukum, sampai hari ini.


Di saat yang sama, ratusan kru TV dan koran sudah menungu dan laporan LIVE di markas FPI, Petamburan. Tapi rupanya, bentrok berdarah-darah yang ditunggu-tunggu gagal mendongkrak rating. Maklum, tolak ukur jurnalisme media kita masih berkutat pada, "anjing menggigit orang bukanlah berita, tapi orang menggigit anjing barulah berita!"

Sumber : Hidayaullah

Tuesday, April 16, 2013

UN 2013 Terburuk dan Coreng Dunia Pendidikan Indonesia

By duwi siswanto | At 2:46:00 PM | Label : , | 0 Comments

MEDAN - Para peserta ujian nasional (UN) kecewa setelah mengetahui UN hari ini gagal dilaksanakan. Penundaan jadwal UN ini terjadi menyusul berkas naskah soal ujian dan lembar jawaban yang belum terdistribusikan ke sekolah mereka.

Peserta UN di SMA Harapan Tiga, Jalan Karya Wisata, Medan, Sumatera Utara mengaku kecewa setelah mengetahui ujian nasional hari ini gagal dilaksanakan. Sebelumnya mereka telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi ujian pamungkas ini. Namun, setelah tiba di sekolah, para siswa ini ternyata tidak dapat mengikuti ujian karena logistik ujian belum tiba, dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.


"Stres dan ngedrop secara psikologis karena gagal mengikuti UN hari ini," kata Dea, salah satu peserta UN, Senin (15/4/2013).


Sementara itu, pihak sekolah berinisiatif memberikan konseling kepada para siswa terkait masalah ini.


"Penundaan ujian nasional tahun ini merupakan yang terburuk sepanjang masa dan telah mencoreng dunia pendidikan," ujar Kepala SMAN Harapan Tiga Medan, Abdul Jalil.

 

Sumber : Okezone

Data Ekspor Jagung Indonesia dari Tahun 2001 sampai dengan 2012

By duwi siswanto | At 8:59:00 AM | Label : , , , , | 1 Comments

Skripsi oh skripsi, proposalku yo gak mari mari, yak opo ngene ikii,,
haaa, gak tau dah, yang penting aku tetep berusaha dan berusaha agar dosenku yakin bahwa skripsi ku nanti menghasilkan formula yang mempunyai nilai jual jikalau dijual oleh orang yang ahli,, syangnya aku belum menjadi seorang ahli,
hahahha..
Diselingi membantu teman gak pa2 kan,, niat tulus membantu temen yang lagi kesusahan, ikhlas demi Lillahi Ta’ala,
Aku membantu sesama, dan semoga dibalas oleh Tuhan Yang Mahakuasa, aku menolong sesama  dan semoga Tuhan balik menolongku,
aminnnn..
oke guys, buat Dita Nadia Faradina, mungkin data ini bisa membantu sedikit untuk menyusun proposalnya,,
DOWNLOAD DISINI

Monday, April 15, 2013

Mendengerkan Musik Sebelum Tidur

By duwi siswanto | At 6:37:00 PM | Label : , , , , , | 0 Comments

Anda suka mendengarkan musik? Ada kabar gembira untuk Anda. Mendengarkan musik ternyata tidak hanya baik untuk merelaksasi diri setelah seharian beraktivitas, tetapi juga baik untuk meningkatkan memori otak Anda.

Biar-Tidak-Pikun,-Dengarkan-Musik-Sebelum-Tidur

Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Tubingen, Jerman, menyebutkan bahwa musik dapat memberikan stimulasi auditori pada intensitas rendah yang pada akhirnya dapat meningkatkan memori otak.

Sebanyak 11 orang partisipan terlibat dalam penelitian ini. Para partisipan di tes pada malam yang berbeda, kemudian penelitian dilakukan di saat partisipan diberikan rangsangan suara buatan.

Pada saat rangsangan suara tersebut diberikan dan para partisipan terstimulasi dengan baik, maka getaran otak partisipan mulai menyesuaikan dengan ritme suara yang diberikan. Hasilnya, para partisipan menjadi lebih baik dalam mengingat kata-kata yang dipelajari sebelumnya.

Dr Jan Born salah satu peneliti dari University of Tubingen, Jerman, mengatakan, “ ini adalah keindahan dan kesederhanaan mengapliaksikan stimulasi auditori dengan intensitas rendah dibandingkan stimulasi elektrik. Sekaligus menjadi gambaran bahwa kesederhanaan alat yang digunakan pada lingkungan klinis dapat digunakan untuk meningkatkan ritme tidur.”

Penelitian yang telah dipublikasikan secara online dalam Jurnal Neuron di Cell Press ini membuktikan bahwa mendengarkan musik yang lembut dan mengayun dapat meningkatkan memori pada otak bahkan ketika orang tersebut sedang tidur. (dan)

Sumber : Yahoo

Penggunaan WLW Terbaru

By duwi siswanto | At 1:37:00 PM | Label : | 0 Comments

Pada sebelumnya sempet juga gak bisa,, tapi tak coba dulu,, mudah mudahan untuk kali ini bisa.. aminn

Monday, April 1, 2013

Waktunya Kunjung PAcar

By duwi siswanto | At 8:09:00 AM | Label : , , , , , | 0 Comments

Pacar,, apakah menurut para sobat elang pacar itu??

mungkin ada berpendapat “belahan jiwa”, boleehh..

mungkin ada yang berpendapat “dambaan hati”,, juga bolehh..

tapi..

kalo nurut ane,, pacar itu tak ubahnya seperti sahabat,, diatasnya dikit,, tempat kita curhat, tempat kita saling berbagi pengalaman, dan sebagainya..

jangan mencintai kekasih yang terlalu berlebihan, sehingga kita takut kehilangannya,, biasa aja,, cemburu sih boleh,,

tapi,, apakah cemburu harus dengan marah trus gak saling tanya??? itu adalah jalan orang yang tidak berpikir cerdas..

cemburu ama pacar karena deket dengan orang lain?? caranya yaa tingkatkan lagi intensitas silaturahminya,, supaya si dia tidak ada waktu untuk meladeni orang lain,, waktunya tersita hanya untuk kita,,

hehehehe

58263_524550670910294_252669081_n

By : Elang Biru

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 
free counters
>

Copyright © 2012. Elang Biru - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz