EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN
TAKE HOME
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur matakuliah
Ekonomi Pembangunan Pertanian
Oleh:
Duwi Siswanto
0910440060
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
Tugas
Kegiatan Belajar 1
1.
Apakah kinerja pembangunan di Indonesia sudah cukup
baik, jelaskan!
Kinerja pembangunan pertanian di Indonesia belum
cukup baik, hal ini dilihat dari kesejahte-raan masyarakat yang tidak
menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun. Kesejahteraan ma-syarakat yang
tidak menunjukan peningkatan ini diantaranya dapat dilihat dari jumlah pro-duksi
dan ketersediaan pangan yang semakin menurun bahkan swasembada pangan yang di-canangkan
oleh pemerintah tidak berjalan sebagaimana semestinya, yang meningkat adalah
justru impor pangan dari negar lain.
Studi kasus lainnya yakni kelangkaan pangan yang
terjadi di beberapa daerah di Indonesia, terutama daerah Indonesia bagian
timur, NTB, NTT, dll. Kejadian ini sangat bertentangan se-kali dengan sebutan
Negara Agraria untuk Indonesia, negara yang sebagian besar penduduk-nya bekerja
dibidang pertanian terutama pangan justru terjadi kelangkaan pangan.
2.
Jelaskan permasalahan seputar pembangunan pertanian
di Indonesia!
Permasalahan seputar pembangunan pertanian di
Indonesia diantaranya adalah kebijakan dan implementasi pembangunan ekonomi
yang bertentangn dengan tujuan pembangunan pertani-an yang meliputi :
a.
Ketimpangan
kebijakan makro dan mikro ekonomi, yang mana perhatian pada kepenti-ngan
non-pertanian jauh lebih besar dan melecehkan pemenuhan kebutuhan penduduk
serta kesejahteraan petani sering kali terabaikan, sehingga potensi sektor
pertanian secara luas belum dikelola secara optimal.
b.
Pembangunan
pertanian yang bias perkotaan, bahkan nyaris mengabaikan tujuan kesejah-teraan
masyarakat pertanian yang sebagian besar tinggal di pedesaan.
c.
Bias pembangunan
pertanian pada beras, sehingga inovasi dan pengembangan teknologi bagi produk
pertanian lainnya berjalan sangat lamban bahkan tertinggal. Akibatnya keti-ka
kebijakan diversifikasi konsumsi pangan digalakkan untuk mengurangi ketergantu-ngan
pada beras, kemampuan untuk menyediakan produk pangan non-beras Indonesia ti-dak
memadai sehingga kesempatan ini diisi oleh aneka pangan impor.
d.
Pembangunan
infrastruktur yang tidak sistematis yang meliputi :
·
Kondisi lahan
yang memprihatinkan,
·
Jalan produksi
dan usahatani dari dan ke sentra produksi pertanian sangat terbatas,
·
Luas ladang
penggembalaan yang semakin sempit,
·
Kapasitas waduk
serta jaringan irigasi dan drainase yang semankin menurun,
·
Pembangunan
waduk dan embung besar yang baru belum memadai untuk mendukung tuntutan
peningkatan produksi pertanian, terutama di daerah suboptimal di lahan ke-ring
dan lahan rawa,
·
Infrastruktur
pendukung usaha penangkaran benih dan bibit masih kurang,
·
Laboratorium
sertifikasi dan pengujian mutu, balai benih, kebun bibit, dan kebun in-duk
belum tersebar merata ke seluruh daerah sentra produksi utama.
·
Fungsi utama
pemerintah dan pemda dalam membangun dan memelihara infrastruk-tur yang tidak
mampu dibangun petani belum optimal dan tidak diminati oleh swasta, serta
·
Terbatasnya
penyediaan dana untuk perencanaan, pengelolaan, penyediaan, dan pe-meliharaaan
infrastruktur dasar di wilayah sentra produksi dan wilayah pengemba-ngan baru.
Tugas Kegiatan
Belajar 2
2.
Menurut Anda, jika dikaitkan dengan permasalahan
pembangunan pertanian pada masa sekarang bagaimanakah strategi pembangunan
pertanian yang tepat untuk diterapkan di Indonesia? Jelaskan!
Strategi pembangunan yang tepat untuk diterapkan di
Indonesia yang tepat meliputi :
a.
Peningkatan
produksi dan produktivitas dan perluasan areal/lahan pertanian baru seluas 2
juta hektar, melalui pencetakan sawah 250.000 ha, pembukaan lahan kering
400.000 ha, perluasan areal hortikultura 400.000 ha, perluasan areal perkebunan
585.430 ha, dan pe-ngembangan areal hijauan ternak 364.570 ha
b.
Memperbaiki
produktivitas dan nilai tambah produk pertanian di beberapa sentra produk-si
dengan menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan.
c.
Memperbaiki dan
membangun infrastruktur lahan, air, perbenihan, perbibitan sebagai faktor
produksi utama dan prasyarat dalam proses produksi pertanian.
d.
Membuka akses
pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah bagi petani kecil, yang
diantaranya :
· Keberpihakan
pemerintah dan perbankan untuk memberikan kredit prrogram dan kre-dit komersial
berbunga rendah, disertai upaya memperluas jaringan pelayanan hingga ke pelosok
pedesaan,
·
Pendampingan dan
penguatan kelembagaan usaha kelompok,
·
Peningkatan
kemampuan kelompok dalam menyusun rencana usaha dan manajemen pengelolaan
keuangan,
·
Penumbuhan dan
pengembangan kelembagaan keuangan mikro pedesaan, serta
·
Pengembangan KUD
dan koperasi khusus pertanian di pedesaan.
e.
Penciptaan
pricing policies yang proporsional untuk produk-produk pertanian khusus.
f.
Memperbaiki
citra petani dan pertanian agar kembali diminati generasi muda dengan pe-ngembangan
agroindustri di pedesaan melalui pengembangan agropolitan sehingga me-numbuh-kembangkan
usaha penyediaan barang dan jasa pendukung yang merupakan pe-luang usaha dan
lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru di pedesaan
Memperkokoh
kelembagaan usaha ekonomi produktif di pedesaan dengan penguatan ke-lembagaan
usaha, pembinaan, pendampingan, dan kemudahan fasilitasi pelayanan penye-diaan
barang dan jasa yang dibutuhkan dalam proses produksi dan memperkokoh kelem-bagaan
usaha kelompok dan gabungan usaha kelompok untuk mampu berperan sebagai media
dalam meningkatkan kapasitas anggota, sehingga mampu meningkatkan aksesibili-tas
kelompok dan anggota terhadap sumber pembiayaan, teknologi, pasar, dan
informasi pasar serta mempermudah pembinaan dan fasilitasi yang diberikan
pemerintah dan ma-syarakat.
0 comments:
Post a Comment