Indikator Air
==> Mengukur
kekeruhan berarti menghitung
banyaknya bahan-bahan terlarut
dalam air misalnya lumpur, alga, detritus, dan kotoran lokal
lainya. Apabila kondisi
air semakin keruh
maka cahaya matahari yang
masuk ke air
semakin berkurang sehingga mengurangi
proses fotosintesis tumbuhan
air. Hal ini berdampak
pada suplai oksigen
yang diberikan oleh tumbuhan
air juga berkurang
sehingga jumlah oksigen terlarut dalam
air juga berkurang.
Metode cepat untuk mengukur kekeruhan
dilapangan dapat dilakukan
dengan menggunakan ‘Secchi disc’ atau
piringan yang berwarna hitam-putih. ‘Secchi disk’ ini
digunakan sebagai tanda batas pandangan
mata pengamat ke
dalam air, semakin
keruh air, batas pengelihatan
mata semakin dangkal.
==>Pengukuran suhu
merupakan faktor penting
dalam keberlangsungan proses biologi dan kimia yang terjadi dalam
di dalam
air. Tinggi rendahnya
suhu berpengaruh pada kandungan oksigen
di dalam air,
proses fotosintesis tumbuhan
air, laju metabolisme organisme
air dan kepekaan organisme
terhadap polusi, parasit dan penyakit.
==>Skala pH (tingkat kemasaman) berkisar
antara 0 – 14 dengan pembagian
sebagai berikut: pH
< 7 tergolong
asam, pH = 7
tergolong netral, pH > 7 tergolong basa. Kondisi optimum pH air bagi makhluk
hidup adalah pada kisaran 6,5 – 8,2. Kondisi pH
yang terlalu masam
atau terlalau basa
akan mematikan makhluk hidup.
==>Oksigen
terlarut/Dissolve Oxygen (DO)
merupakan oksigen yang ada di
dalam air yang berasal dari oksigen di
udara dan hasil fotosintesis tumbuhan
air. Oksigen terlarut
sangat dibutuhkan tumbuhan dan
hewan air, kekurangan
oksigen terlarut akan mematikan tumbuhan dan hewan air.
Indikator Biodiversitas dari Sisi
Agronomi
==>Keanekaragaman species
tanaman
Informasi penggunaan
lahan pertanian (landuse)
dan tanaman-tanaman yang ada
diatasnya sangat penting
bagi pengelolaan lahan skala
lanskap. Penggunaan lahan
dengan hamparan tanaman semusim,
tanaman tahunan maupun kombinasi diantara
keduanya mempunyai
karakteristik berbeda-beda baik
secara ekologi, sosial
maupun ekonomi. Pengelolaan budidaya tanaman
skala lanskap terdiri
dari perencanaan tanaman beserta
system budidayanya, keterkaitan
antar penggunaan lahan serta
rencana upaya konservasi
lahan skala plot maupun
skala lanskap. Salah
satu upaya konservasi
dalam budidaya pertanian diantaranya menerapkan pemilihan tanaman
budiaya berdasarkan kemiringan
lahan yang disesuaikan dengan proporsi
tanaman pangan semusim dan
tanaman tahunan
==>Pengelolaan Gulma
Gulma merupakan
tumbuhan yang merugikan
dan tumbuh pada tempat
yang tidak dikehendaki.
Karena sifat merugikan tersebut,
maka di mana
pun gulma tumbuh
selalu dicabut, disiang, dan bahkan dibakar. Namun bila dikelola dengan
benar dan optimal,
gulma akan memberikan
manfaat dan meningkatkan produktivitas
lahan.
Indikator Biodiversitas dari Sisi
Hama Penyakit
Studi habitat
merupakan studi ekologi
yang mengkaji keanekaragaman species
yang ada serta
mengukur apakah sistem pengendalian
alami akan berjalan
dalam menekan populasi hama
dan penyakit. Pengendali
alami tersebut dapat berupa
pesaing, musuh alami,
ataupun agen antagonis. Keanekaragaman species
juga akan menentukan
kestabilan dan kerapuhan agroekosistem
terhadap serangan OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman).
Indikator Cadangan Karbon
Indikator karbon
terkait dengan isu
pemanasan global yang berkembang
saat ini adalah
berhubungan dengan keberadaan pohon
dan ekosistem yang
terbentuk. Emisi karbon dapat
dikurangi dengan menjaga
keberadaan hutan karena berfungsi sebagai penyerap karbon di udara dan menyimpannya dalam waktu yang lama. Peran
lanskap dalam menyimpan karbon bergantung pada besarnya luasan tutupan lahan
hutan alami dan lahan pertanian berbasis
pepohonan baik tipe
campuran (agroforestri) atau monokultur
(perkebunan). Namun demikian besarnya karbon tersimpan di lahan
bervariasi antar penggunaan lahan
tergantung pada jenis,
kerapatan dan umur
pohon. Oleh karena itu
ada tiga parameter
yang diamati pada
setiap penggunaan lahan yaitu jenis pohon, umur pohon, dan biomassa
yang diestimasi dengan
mengukur diameter pohon
dan mengintegrasikannya ke dalam persamaan allometrik.
Indikator Sosial Ekonomi
Agar sistem
bertanian bisa berkelanjutan, maka
harus mempetimbangkan tidak hanya aspek finansial semata, dan juga
tidak hanya mengejar
produksi yang tinggi
semata, namun juga harus
memperhatikan aspek ekologis,
produktivitas jangka panjang
serta sosial ekonomi yang lainnya.
0 comments:
Post a Comment