Pendahuluan
Konservasi
biodiversitas memerlukan pengetahuan bagaimana alam bekerja, bagaimana
biodiversitas muncul dan bertahan. Alam tidak statis tetapi dinamis.
Heterogenitas dan diversitas
lingkungan
Dua atau lebih fenotipe yang divergen (berbeda)
dalam suatu lingkungan mungkin menguntungkan bila ada seleksi alami yang
berbeda. Tidak ada lingkungan alami yang homogen. Tetapi lingkungan bagi
populasi binatang atau tumbuhan berupa suatu mosaik yang terdiri dari sub-sub lingkungan
yang kurang lebih berbeda. Ini dinamakan lingkungan heterogenitas.
Terdapat heterogenitas dalam arti iklim, makanan,
ruang hidup: heterogenitas spasial.
Heterogenitas mungkin temporal (sesaat) dengan
perubahan waktu, dan juga spasial dengan perbedaan ditemukan pada areal yang
berbeda.
Spesies menghadapi heterogenitas lingkungan dengan
cara berbeda. Satu strategi adalah seleksi genotipe generalis yang beradaptasi
baik pada semua sub-lingkungan yang dihadapi spesies yang bersangkutan.
Strategi lain adalah polimorfisme genetik, yaitu seleksi lukang gen yang
berbeda yang menghasilkan genotipe berbeda, masing-masing beradaptasi pada
lingkungan yang spesifik.
Dalam kaitannya
dengan heterogenitas spasial, strategi yang dipilih mungkin :
- memiliki satu genotipe beradaptasi pada beberapa lingkungan yang berbeda.
- memiliki berbagai genotipe dengan sejumlah individu yang beradaptasi pada masing-masing sub-lingkungan, strategi ini mungkin lebih baik.
Contoh :
polimorfisme pada ngengat
Di daerah industri di mana terjadi banyak
polusi kulit pohon berwarna hitam, ngengat yang berwarna hitam akan lebih aman
dari mangsa burung dibandingkan dengan ngengat yang berwarna terang. Sebaliknya
di daerah berhutan di mana kulit pohon berwarna terang ngengat yang berwarna
terang akan lebih aman dari mangsa burung.
Contoh lain:
bekicot
Pada bekicot
polimofisme sangat umum, bermacam pola pita dan warna pada cangkangnya. Pada
daerah yang gelap, warna cangkang yang terang akan lebih gampang dimangsa oleh
predatornya.
Kerentanan spesies dan kepunahan
Sejarah
hidup (life history) merupakan urutan
dan waktu kejadian yang terjadi antara kelahiran dan kematian. Populasi dari
bagian yang berbeda, tetapi termasuk ke dalam kisaran geografisnya mungkin
menunjukkan adanya variasi dalam sejarah hidupnya.
Pola variasi di dalam dan di antara populasi
dinamakan struktur populasi. Variasi
ini mencakup frekuensi perkawinan, umur mulai bereproduksi, berapa kali
individu bereproduksi selama hidupnya, jumlah keturunan setiap bereproduksi,
bereproduksi secara seksual atau aseksual.
Perbedaan dalam karakteristik sejarah hidup dapat
memberikan dampak pada dinamika, ekologi dan evolusi populasi.
Populasi sering
diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yang ekstrem, menurut strategi sejarah
hidupnya:
- Populasi dengan r-strategi bersifat oportunistik karena perilaku reprodukifnya dengan laju pertumbuhan yang tinggi (r) – individu melahirkan sekali pada umur muda dengan banyak keturunan. Populasi yang memiliki strategi ini terbentuk karena variabel yang ektrem dan lingkungan yang tidak menentu. Karena kematian terjadi secara acak dalam keadaan ini, kuantitas keturunan akan memberikan hasil yang lebih baik ketimbang kualitas.
- Strategi yang lain adalah k-strategi – menghasilkan keturunan pada umur lanjut dengan jumlah keturunan sedikit. Strategi ini ditunjukkan pada lingkungan yang stabil di mana keberhasilan reproduksi tergantung pada ketahanan (fitness) keturunannya daripada jumlah keturunannya.
Populasi dengan individu bereproduksi pada umur
muda memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan populasi
dengan individu bereproduksi umur lebih
tua.
Ekosistem lestari
Spesies beradaptasi terhadap satu sama lain dan
terhadap komunitasnya, membentuk relung (niches).
Pengembangan struktur yang lebih kompleks memungkinkan jumlah spesies yang
lebih banyak hidup berdampingan satu sama lain. Peningkatan dalam kekayaan
spesies dan kompleksitas bertindak sebagai penyangga komunitas dari cekaman
lingkungan dan bencana, sehingga lebih stabil.
Pada beberapa lingkungan, suksesi mencapai apa
yang disebut klimaks, menghasilkan komunitas yang stabil didominasi oleh
beberapa spesies yang menonjol. Tingkatan keseimbangan ini disebut
komunitas klimaks, merupakan hasil dari jejaring interaksi biotik yang sedemikian
rumit. Contohnya adalah hutan hujan tropis yang mengandung ratusan
spesies per hektarnya.
Hubungan
antara diversitas spesies dan stabilitas komunitas memberikan penjelasan
pentingnya menjaga kekayaan sebesar mungkin dalam komunitas biologi. Suatu
hutan mengandung spesies yang belum lama diintroduksi berbeda dengan spesies
lokal dengan jejaring interaksi yang kaya yang telah beradaptasi satu sama
lain. Komunitas tak terganggu yang kaya akan spesies memiliki ketahanan untuk
melanjutkan berfungsinya ekosistem.
0 comments:
Post a Comment